Sopir mobil penabrakan maut di pasar Natal, di kota Magdeburg, Jerman, yang sudah ditangkap, Taleb Jawad al-Abdulmohsen, adalah pengungsi Saudi yang pernah menyatakan dirinya seorang ateis dan ‘anti-Islam’. AFP menjelaskan Abdulmohsen merupakan seorang dokter berusia 50 tahun. Dia bekerja sebagai psikiater di Bernburg yang berada dekat Magdeburg dan tak punya hubungan dengan para jihadis.
Menurut laporan polisi, pelaku dengan sengaja mengarahkan kendaraannya ke arah kerumunan orang yang sedang berkumpul di ruang publik. Beberapa saksi mata menyebut bahwa pelaku tampak tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan kendaraannya sebelum menabrak. Catatan terkini otoritas Jerman, lima orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka. Otoritas Jerman tanggal insiden itu bukan suatu kebetulan karena delapan tahun lalu serangan serupa terjadi di pasar Natal di Berlin dan menewaskan 13 orang.
pelaku diketahui tidak memiliki afiliasi dengan organisasi agama mana pun dan dikenal sebagai seorang ateis. Lebih jauh lagi, media lokal melaporkan bahwa pria ini memiliki riwayat mengungkapkan pandangan ‘anti-Islam’ di media sosial. Beberapa postingannya di masa lalu menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap imigrasi dan kebijakan yang mendukung keberagaman agama. Namun, polisi masih menyelidiki apakah tindakan pelaku didorong oleh motif kebencian agama atau alasan lain yang lebih personal.
Peristiwa ini memicu reaksi beragam di kalangan masyarakat. Kelompok-kelompok masyarakat sipil mengecam tindakan pelaku dan menuntut hukuman tegas atas kejahatan tersebut. Beberapa organisasi keagamaan, termasuk komunitas Muslim di Jerman, menyerukan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi. Kanselir Jerman juga memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. “Kami mengecam segala bentuk kekerasan yang menargetkan individu atau kelompok tertentu. Tindakan seperti ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita yang damai dan inklusif,” ujarnya.
Di tengah ketegangan yang muncul akibat insiden ini, berbagai pihak menyerukan perdamaian dan solidaritas. Pemimpin komunitas agama di Jerman sepakat bahwa kejadian seperti ini tidak boleh memecah belah masyarakat. Mereka juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan dialog antaragama guna mencegah munculnya kebencian di masa depan.